1. Pertumbuhan Penduduk ( yang tercakup didalamnya )
Pertumbuhan penduduk
merupakan salah satu faktor yang penting dalam masalah sosial ekonomi umumnya
dan masalah penduduk khususnya. Karena di samping berpengaruh terhadap jumlah
dan komposisi penduduk juga akan berpengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi
suatu daerah atau negara bahkan dunia.
Misal : dengan
bertambahnya penduduk berarti pula harus bertambah pula persediaan bahan
makanan, perumahan, kesempatan kerja, jumlah gedung sekolah dan sebagainya.
Disamping itu apabila pertambahan penduduk tidak bisa diimbangi dengan
pertambahan fasilitas di atas akan menimbulkan masalah – masalah. Misalnya akan
bertambah tinggi angka pengangguran, semakin meningkatnya tingkat kemiskinan,
banyak anak usia sekolah yang tidak tertampung serta timbulnya berbagai
kejahatan atau kriminalitas lain.
Penambahan / pertambahan
penduduk di suatu daerah atau negara pada dasarnya dipengaruhi oleh faktor –
faktor demografi sebagai berikut :
1. Kematian ( Mortalitas )
- Tingkat Kematian Kasar ( Crude Death Rate )
adalah banyaknya orang yang meninggal pada suatu tahun per jumlah penduduk
pertengahan tahun tersebut.
- Tingkat Kematian Khusus ( Age Spesific Death
Rate ) dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain umur, jenis kelamin,
pekerjaan.
2. Kelahiran ( Fertilitas )
- Tingkat Kelahiran Kasar ( Crude Birth Rate )
adalah jumlah kelahiran hidup pada suatu daerah pada tahun tertentu tiap 1000
penduduk pada pertengahan tahun tersebut.
- Tingkat Kelahiran Khusus ( Age Spesific
Fertility Rate ) menunjukkan banyaknya kelahiran menurut umur wanita yang
berada dalam kelompok umur 15 – 49 tahun.
3. Migrasi
Aspek dinamis kehidupan
kelompok dalam ruang ialah gerakan penduduk yang dinamai migrasi. Selain
migrasi ada istilah lain tentang dinamika penduduk yaitu mobilitas. Pengertian
mobilitas lebih luas daripada migrasi, sebab mobilitas mencakup perpindahan
teritorial secara permanen dan sementara. Sedangkan migrasi bila dikaitkan
dengan unsur waktu di tempat yang baru misalnya minimal 6 bulan atau satu
tahun. Sedangkan bagi mereka yang pernah pindah tempat tinggal kurang dari
batas waktu tersebut disebut melakukan mobilitas sirkuler.
Langkah – langkah seseorang
migran dalam menentukan keputusannya untuk pindah ke daerah lain atau kawasan (
areal ) lain terlebih dahulu ingin mengetahui lebih dahulu faktor – faktor
sebagai berikut :
- persediaan sumber alam
- lingkungan sosial budaya
- potensi ekonomi
- alat masa depan
Dengan mengetahui faktor
– faktor di atas setidak – tidaknya terhindar dari rintangan akibat negatif. Di
samping itu mereka juga memikirkan berbagai rintangan yang mungkin dihadapi
selama proses migrasi.
- Akibat
Migrasi
a.
Urbanisasi ( migrasi dari desa ke kota ) walaupun urutannya sangat kecil, namun
dapat mempengaruhi pola distribusi penduduk penduduk secara keseluruhan.
b.
Migrasi interegional di Indonesia kebanyakan dilaksanakan oleh mereka yang
berumur produktif dan berkreasi tinggi. Hal tersebut memungkinkan tingginya
angka pertumbuhan penduduk serta tingkat laju pembangunan di luar jawa.
c.
Migrasi antar negara di Indonesia adalah sangat kecil dari hasil sensus
penduduk pada tahun 1971 sampai dengan 1980 migrasi masuk ( immigrasi ) hanya
ada 0,16 % dan migrasi ke luar ( emigrasi ) hanya sebesar 0,57 % per tahun.
Sehingga akibatnya kurang nyata terhadap distribusi penduduk Indonesia.
Komposisi penduduk
menurut umur dan jenis kelamin mempunyai peranan yang sangat penting hanya
dapat untuk mengetahui :
- Pertumbuhan penduduk di suatu daerah
termasuk cepat atau lambat.
- Rasio ketergantungan.
- Jumlah wanita dalam usia subur.
- Jumlah tenaga kerja yang tersedia.
- Berdasarkan tempat tinggal.
- Bentuk piramida.
Untuk mengetahui
pertumbuhan suatu daerah cepat atau lambat dapat juga dilihat dari bentuk
piramida penduduk. Karena dengan melihat bentuk piramida penduduk akan
diketahui mengenai perbandingan jumlah penduduk anak – anak, dewasa, dan orang
tua pada wilayah yang bersangkutan.
Keadaan struktur atau
komposisi penduduk yang berbeda – beda akan menunjukan bentuk piramida yang
berbeda – beda pula.
Ada tiga Jenis struktur penduduk :
1.
Piramida penduduk muda, ini menggambarkan komposisi penduduk dalam pertumbuhan
dan sedang berkembang. Jumlah angka kelahiran lebih besar daripada jumlah
kematian.
2.
Piramida Stationer, ini menggambarkan keadaan penduduk yang tetap ( statis )
sebab tingkat kematian rendah dan tingkat kelahiran tidak begitu tinggi.
3.
Piramida penduduk tua, ini menggambarkan adanya penurunan tingkat kelahiran
yang sangat pesat dan tingkat kematian kecil sekali. Apabila angka kelahiran
jenis kelamin pria besar, maka suatu negara bisa kekurangan penduduk.
Rasio Ketergantungan ( Dependency of ratio ) ialah angka yang
menunjukkan perbandingan jumlah penduduk golongan umur yang belum produktif dan
sudah tidak produktif kerja lagi dengan jumlah penduduk golongan umur produktif
kerja. Biasanya dinyatakan dalam persen ( % ).
2.
Kebudayaan dan Kepribadian
2.1
Pertumbuhan dan Perkembangan Kebudayaan di Indonesia.
- Zaman Batu sampai Zaman Logam
Upaya menelusuri sejarah
peradaban bangsa Indonesi, mulai dari zaman batu sampai logam, sungguh akan
berliku – liku, memerlukan waktu pembahasan yang panjang. Berdasarkan pendapat
– pendapat para ahli prehistoris, ternyata bahwa zaman batu itupun terbagi
dalam : Zaman Batu Tua ( Palaeolithikum ) dan Zaman Batu Muda ( Neolithikum ).
Alat –
alat batu pada zaman batu tua, baik bentuk ataupun permukaan peralatan masih
kasar – kasar, misalnya kapak genggam.
Bersamaan dengan
persebaran budaya kapak – kapak batu itu, tersebar pula bahasa Proto
Austronesia sebagai induk atau cikal bakal bahasa dari bahasa – bahasa yang
mendiami pulau – pulau diantara Samudra Indonesia dan Samudra Pasifik. Dengan
begitu bahasa Proto Autronesia sebagai induk bahasa – bahasa d wilayah negara –
negara anggota Asean, khususnya Republik Indonesia, dikemudian hari muncul
sebagai bahasa Melayu.
Zaman batu muda (
Neolithikum ) benar – benar membawa revolusi dalam kehidupan manusia. Pada zaman ini, mereka mulai hidup menetap,
membuat rumah, membuat kelompok masyarakat desa, bertani dan beternak untuk
memenuhi kebutuhan hidup. Sejalan dengan itu revolusi alat – alat keperluan
penunjang kehidupan pun terjadi.
Suatu hal yang patut
dicatat tentang permulaan zaman logam ini, ialah kenyataan yang jelas bahwa
Indonesia sebelum zaman Hindu telah mengenal kebudayaan yang tinggi derajatnya,
dan zaman tersebut pada dasarnya penting sekali untuk perkembangan sejarah
Indonesia selanjutnya.
2.2 Kebudayaan
Hindu, Budha dan Islam
1. Kebudayaan Hindu dan Budha.
Pada abad ke-3 dan ke-4 agama Hindu masuk ke
Indonesia, khususnya ke Pulau Jawa. Perpaduan atau akulturasi anatara
kebudayaan setempat dengan kebudayaan.
Hindu yang berasal dari India
itu berlangsung luwes dan mantap. Sekitar abad ke-5, ajaran Budha atau Budhisme
masuk ke Indonesia, khususnya ke Pulau Jawa. Agama / ajaran Budha dapat
dikatakan berpandangan lebih maju daripada Hinduisme, sebab Budhisme tidak
menghendaki adanya kasta – kasta dalam masyarakat.
2. Kebudayaan Islam.
Pada abad ke-15 dan ke-16
agama Islam telah dikembangkan di Indonesia. Oleh para pemuka – pemuka Islam
yang disebut Wali Sanga. Titil sentral penyebaran agama islan pada abad itu
berada di Pulau Jawa. Sebenarnya agama Islam masuk ke Indonesia, khususnya ke
Pulau Jawa sebelum abad ke-11 sudah ada wanita islam yang meninggal dan
dimakamkan di kota Gresik. Masuknya agama islam ke Indonesia teristimewa
ke Pulau Jawa berlangsung dalam seasana damai. Hal ini disebabkan karena agama
islam dimasukkan ke Indonesia tidaj dengan secara paksa, melainkan dengan cara
baik – baik. Disamping itu disebabkan siap toleransi yang dimiliki bangsa kita.
Di daerah – daerah yang
belum amat terpengaruh oleh kebudayaan Hindu, agama islam mempunyai pengaruh
yang mendalam dalam ehidupan penduduk di daerah yang bersangkutan.
Agama islam berkembang
pesat di Indonesia dan menjadi agama yang mendapat penganut sebagian terbesar
penduduk Indonesia. Tak dapat dipungkiri lagi, bahwa kebudayaan islam memberi
saham terbesar bagi perkembangan kebudayaan dan kepribadian bangsa Indonesia.
3.
Kebudayaan Barat
Unsur kebudayaan yang
juga memberi warna terhadap corak lain dari kebudayaan dan kepribadian bangsa
Indonesia adalah kebudayaan barat. Awalnya kebudayaan barat masuk ke negara
Republik Indonesia ketika kaum kolonialis / penjajah masuk ke Indonesia,
terutama bangsa Belanda. Mulai dari penguasaan dan kekuasaan perusahaan dagang
Belanda ( VOC ) dan berlanjut dengan pemerintahan kolonialis Belanda, di kota –
kota propinsi, kabupaten muncul bangunan – bangunan dengan gaya arsitektur
Barat. Dalam kurun waktu itu juga, di kota – kota pusat pemerintahan, terutama
di Jawa, Sulawesi Utara, dan Maluku berkembang dua lapisan sosial antara lain :
1. Lapisan sosial yang terdiri dari kaum
buruh.
2. Lapisan sosial kaum pegawai.
Dalam lapisan sosial
kedua inilah pendidikan Barat di sekolah – sekolah dan kemampuan / kemahiran
bahasa Belanda menjadi syarat utama untuk mencapai kenaikan kelas sosial.
Akhirnya masih harus
disebut sebagai pengaruh kebudayaan Eropa yang masuk juga ke dalam kebudayaan
Indonesi, ialah agama Katolik dan Agama Kristen Protestan. Agama – agama
tersebut biasanya disiarkan dengan sengaja oleh organisasi – organisasi
penyiaran agama ( missie untuk agama Katolik dan zending untuk agama Kristen )
yang semuanya bersifat swasta. Penyiaran dilakukan terutama didaerah – daerah
dengan penduduk yang belum pernah mengalami pengaruh agama Hindu, Budha, atau
Islam.
Sudah menjadi watak dan
kepribadian Timur pada umumnya, serta masyarakat Jawa khususnya, bahwa dalam
menerima setiap kebudayaan yang datang dari luar, kebudayaan yang dimilikinya
tidaklah diabaikan. Tetapi disesuaikan kebudayaan yang baru itu dengan
kebudayaan lama.
Sehubungan dengan itu,
penjelasan Undang – Undang Dasar 1945 memberikan rumusan tentang kebudayaan
memberikan rumusan tentang kebudayaan memberikan rumusan tentang kebudayaan
bangsa Indonesia adalah : kebudayaan yang timbul sebagai buah usaha budi rakyat
Indonesia seluruhnya, termasuk kebudayaan lama dan asli yang terdapat sebagai
puncak – puncak kebudayaan di daerah – daerah di seluruh Indonesia. Lebih
lanjut, dalam penjelasan UUD 1945 itu juga ditunjukkan ke arah mana kebudayaan
itu diarahkan, yaitu menuju ke arah kemajuan adab budaya dan persatuan, dengan
tidak menolak bahan – bahan baru kebudayaan asing yang dapat memperkembangkan
atau memperkaya kebudayaan bangsa sendiri, serta mempertinggi derajat
kemanusiaan bangsa Indonesia.
Sumber : http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/mkdu_isd/bab2-penduduk_masayarakat_dan_kebudayaan.pdf
Komentar : Terima kasih atas materi Ilmu
Sosial Dasar yang terdapat di situs www.elearning.gunadarma.ac.id,
saya sangat terbantu dalam pembuatan tugas Ilmu Sosial Dasar. Untuk materi nya,
saya hanya menulis kembali dengan sedikit mengurangi materi yang ada di Situs
tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar